Sabtu, 29 Maret 2008

Satu Pelajaran dari Pohon Kelapa


Sebuah pepatah dari Ranah Minangkabau berbunyi, "Alam takambang jadi guru". Ini bisa diterjemahkan bahwa alam semesta bisa berperan sebagai guru bagi kita, manusia. Dia mengajarkan kita akan banyak hal tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai hamba Allah. Alam semesta -salah satu wujud ayat kauniyah dari Ilahi- tidak tersurat seperti halnya ayat-ayat qouliyah yang kita baca dalam Al Quran. Pelajaran yang diberikannya tidak tertulis dalam bentuk jilid buku dan tidak pula disampaikan pada suatu komunitas belajar, tapi berupa hikmah tersirat yang diperlihatkan melalui fenomena-fenomena alam.

eramuslim - Ada satu jenis tanaman yang menjadi khas di daerah pesisir. Rasanya keelokan alam pesisir belum lengkap tanpa kehadirannya. Dia adalah pohon kelapa, Si Nyiur melambai di tepi pantai. Selain memberi keindahan, sebenarnya kelapa punya keunggulan tersendiri. Untuk mengetahui itu, mari kita kenali lebih dekat.

Ahli taksonomi mengklasifikasikan kelapa ke dalam kelas monokotil (tumbuhan biji berkeping satu) dan suku Palmae. Dengan demikian, ciri utama batang kelapa adalah tidak bercabang. Batangnya cukup kokoh dan luas penampangnya juga relatif besar. Fakta inilah yang membuat batang kelapa menjadi pilihan utama sebagai tiang rumah atau bahan konstruksi jembatan tradisional yang masih sering kita temui di pedesaan.

Sekarang kita perhatikan bagian lainnya, yaitu daun. Ketika menghadiri resepsi pernikahan, kita sering melihat hiasan yang biasa disebut janur kuning pada gerbang gedung atau rumah tempat penyelenggaraan acara. Itu dibuat dari daun kelapa. Untuk menyambut hari raya atau acara besar lainnya, tidak jarang kita menemukan ketupat sebagai salah satu hidangan. Kemasan ketupat itu pun dianyam dari daun kelapa. Selain itu, para perangkai bunga juga sering menggunakan daun kelapa untuk melengkapi kesempurnaan kreasinya.

Tunggu dulu, masih ada bagian dari daun yang sering kita gunakan, lidi. Dalam keseharian, lidi bisa dijumpai sebagai tusuk sate, sapu lidi, ataupun sebagai salah satu bahan untuk membuat prakarya.

Beralih ke buah. Siapa yang tidak pernah merasakan segarnya es kelapa muda? Bahan bakunya adalah air dan daging buah dari kelapa yang masih muda. Dengan menambahkan es, susu, sirup, biji selasih, ataupun bahan makanan lain, kita bisa menghidangkan minuman yang nikmat ini. Di samping itu, air kelapa juga bisa diproses menjadi nata de coco atau ditambahkan ke dalam adonan cabe yang sedang digoreng untuk mendapatkan sepiring dendeng balado yang lezat.

Daging buah dari kelapa yang sudah tua bisa diparut kemudian diperas untuk mendapatkan santannya. Santan ini bisa digunakan sebagai salah satu bahan baku makanan dan bisa juga diolah menjadi minyak kelapa. Ampas dari perasan parutan kelapa tadi dapat digunakan untuk membersihkan lantai semen supaya lebih mengkilap.

Masih bagian dari buah, yaitu tempurung kelapa. Bagian ini bisa digunakan untuk membuat vas bunga, jepitan rambut, dan aneka kerajinan tangan. Bisa juga diolah menjadi arang yang dipakai untuk membakar sate atau sebagai sumber panas pada setrika tradisional. Tempurung kelapa ini bahkan juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan katalis sebuah reaksi hidrogenasi pada industri petrokimia.

Masih ada lagi, sabut kelapa! Lihatlah, dengan memintalnya kita bisa memperoleh seutas tali tambang yang kuat. Untuk menyalakan perapian, kita juga bisa menggunakan sabut kelapa ini bersama pelepah daun kelapa dan kulit terluar buah kelapa.

Subhanallah! Betapa mengagumkan si kelapa ini. Setiap bagian kecil tubuhnya pun bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Uraian di atas hanyalah sedikit bukti manfaat kelapa bagi manusia, belum termasuk kegunaannya bagi hewan dan tumbuhan lain. Perjalanan waktu selanjutnya akan melahirkan bukti-bukti lain betapa bermanfaatnya makhluk Allah yang bernama kelapa ini. Dan sadarilah, ini pelajaran penting yang diberikan kelapa kepada kita, yaitu menjadi makhluk yang bermanfaat banyak bagi makhluk lain.

Teman,
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (ahsani taqwim). Masing-masing kita dikaruniai keunikan yang dijadikan modal untuk bergelut di lahan yang diminati. Yang patut digarisbawahi, bagaimanakah kita menggunakan semua titipan-Nya itu selama ini?

Memang, kita mungkin tidak pernah menyia-nyiakan semua pemberian-Nya itu. Kita bahkan selalu bekerja keras untuk menggunakan semua potensi yang kita miliki itu seoptimal mungkin. Namun, seringkali kita memanfaatkannya untuk menghasilkan karya-karya yang hanya berorientasi pada diri sendiri. Tak jarang kita hanya berkutat dengan kepentingan diri sendiri dan merasa tidak perlu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak, apalagi untuk alam semesta dalam skala yang lebih besar.

Bukankah Allah SWT berfirman, "Dan tidaklah kamu diutus melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam" (QS. Al Anbiyaa [21] : 107)

Menjadi rahmat bagi semesta alam adalah peran yang diamanahkan oleh Allah kepada seluruh manusia. Dan Allah takkan memberi amanah tersebut jika kita tak mampu melaksanakannya. Masing-masing kita sebenarnya sudah dibekali-Nya modal dan potensi untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi makhluk lain. Entah itu berupa harta, tenaga, ilmu, pikiran atau yang lainnya. Dengan izin-Nya, semua itu bisa kita kelola supaya memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi makhluk yang lain.

Renungkanlah perkataan Sayyid Quthb ketika ia menghadapi kematiannya di tiang gantungan, "Kebahagiaan yang sesungguhnya aku rasakan adalah ketika aku merasa yakin bahwa aku telah meninggalkan sesuatu yang berharga bagi penerusku". Perkataannya bukan tiada bukti. Lihatlah, begitu banyak orang yang memperoleh manfaat banyak dari karya-karyanya, terutama Tafsir Fi Zhilalil Quran yang kerapkali dijadikan rujukan untuk mendalami Islam.

Ingatlah Asy-Syahid Yahya Ayyash, sang insinyur elektro kelahiran Rafat, Palestina. Dengan kecerdasannya, lulusan Universitas Beir Zeit ini mampu merakit bom yang susah dicari tandingannya. Bisa dikatakan bahwa ia adalah otak di balik aksi bom syahid HAMAS. Semangat jihadnya yang menggebu-gebu memberi dukungan psikologis yang besar untuk rekan-rekan seperjuangannya. Pada waktu syahidnya 5 Januari 1996 silam, Palestina menangis. Diperkirakan seperempat juta rakyat Palestina turun ke jalanan menyusun iring-iringan sepanjang 40 km untuk mengantar jenazahnya. Mereka tentu tidak akan merasa kehilangan sampai seperti itu jika sepak terjang sang insinyur tidak memberi arti yang sangat penting bagi perjuangan mereka.

Dan teladanilah Rasulullah SAW. Penduduk Makkah tidak akan melupakan solusi jeniusnya ketika meletakkan Hajar Aswad kembali pada tempatnya setelah perbaikan Ka'bah. Pertumpahan darah antar kabilah Quraisy terhindarkan. Bukan hanya itu! Gelar Al Amin juga membuat tetangga sekitarnya mempercayakan harta mereka kepada beliau untuk dijaga. Kepiawaiannya dalam memimpin tidak hanya dirasakan oleh ummat Islam, tapi juga oleh orang beragama lain yang merasa nyaman dengan kebijaksanaannya. Menjelang akhir hayatnya, beliau masih sempat berpesan pada istrinya, Aisyah ra. untuk menginfakkan uangnya yang berjumlah 7 dinar kepada fakir miskin di kalangan Muslimin. Dan sampai saat ini, segala perilakunya dijadikan contoh teladan bagi kita semua.

Saudaraku,
Hidup sebagai manusia adalah sebuah takdir. Tapi menjalani hidup yang bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah pilihan. Bukanlah sembarang pilihan, tapi pilihan yang sangat disukai Allah. Kita-lah yang memilih apakah kita hanya akan berjibaku dengan diri sendiri atau memiliki orientasi yang diridhai-Nya, yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Kita juga yang menentukan jalan penggunaan tenaga, harta benda, ilmu, pikiran, dan nikmat-nikmat lainnya sebagai sesuatu hal yang bermanfaat banyak, tidak hanya untuk diri kita, tapi juga bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Dan tidakkah kita berkeinginan untuk masuk ke dalam golongan terbaik dari ummat Nabi Muhammad SAW?

"Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau kelapa saja bisa memberi manfaat banyak bagi sekitarnya, apalagi kita, makhluk yang diciptakan-Nya dengan sebaik-baik bentuk?

Allahu a'lam bish-showab,

Siska, Gadis Bisu yang Salehah



Gadis itu bernama Siska. Entah kenapa malam ini aku teringat padanya. Pertama kali melihatnya, saat itu ba'da maghrib, ketika aku sedang rapat di masjid. Saat itu, ia menangis sesenggukan di serambi masjid.

Dengan bahasa bibir aku bertanya saat matanya yang basah menatap ke mataku : "Kenapa?". Pertanyaan jarak jauh yang dijawabnya dengan gerakan-gerakan tubuh tertentu. Aku tak begitu paham apa maksudnya, tapi suara teriakan anak-anak TPA sebelumnya membuatku menarik kesimpulan : Anak itu menangis karena diejek teman-temannya. Tangisnya berhenti tak lama sesudahnya, perhatianku pun kembali terarah pada materi rapat.

Pertemuan itu berlalu begitu saja. Entah berapa lama sesudah itu, aku mulai hampir melupakannya. Sampai suatu saat, aku mencoba menjadi pengajar TPA. Di sana, aku bertemu lagi dengan dia. Saat itulah aku tahu, bahwa anak yang menangis malam itu bernama Siska dan untuk pertama kalinya, aku baru sadar kalau dia bisu. Ya, bisu dan mungkin sedikit tuli karena teman-temannya selalu berbicara keras padanya agar dia mengerti.

Siska tak aku bedakan dengan murid-murid TPA lain yang normal. Meski begitu, dia menempati sebuah ruang khusus di hatiku karena dia semangat sekali mengaji. Jangan ditanya bagaimana perasaanku saat menyimak tilawahnya yang terbata-bata namun tetap berirama. Jangan ditanya juga bagaimana bingungnya aku mengecek benar atau tidaknya bacaannya. Begitulah, Siska hampir tak pernah absen mengaji.

Bersama sepupunya, Iis, juga Rira, Farida, dan anak-anak lain, ia turut memberi warna lain dalam hari-hariku. Warna-warni dunia kanak-kanak dan ABG yang ceria, riang, dan tanpa beban, sebuah dunia yang sama sekali lain dengan dunia kampus dan perkuliahan.

Sayang, aku cuma beberapa bulan menjadi guru TPA. Jadwal mengajar selepas Maghrib sampai Isya' membuatku nyaris tiap hari P4 : pergi pagi, pulang petang. Sungkan juga dengan Ibu-Bapak kos. Belum lagi kos-kosan yang lumayan jauh dan sepi tak memungkinkanku untuk pulang jalan kaki sendirian, padahal jam 8-an angkot mulai tak ada. Aku memutuskan mundur.

Berhenti mengajar, membuatku lama tak bertemu Siska dan teman-temannya. Kabar terakhir kudengar, Siska dan Iis keluar dari TPA yang dulu itu dan pindah ke TPA di dekat kosanku, entah kenapa. Yang kutahu, Siska tetap rajin mengaji.

Kadang kami bertemu di bundaran, di jalan saat ia pulang mengaji dan aku pulang ke kosan. Terakhir bertemu dengannya, saat aku hendak pulang mencegat angkot di depan masjid. Penampilannya sedikit berubah. Ada bintik-bintik bekas luka yang mengering di mukanya. Aku mengenalinya sebagai bekas cacar air. Iis menjelaskan padaku bahwa Siska memang baru saja sembuh dari penyakit itu.

Ah..Siska, dimana pun engkau mengaji, aku akan tetap mengenangmu. Saat aku malas membaca Al Quran, tilawahmu yang terbata-bata namun tetap berirama akan kuingat untuk melecut semangatku. Saat aku merasa rendah diri, aku akan mengingatmu yang pantang menyerah, yang tetap semangat mengaji dalam kebisuanmu, meski ketika pertama melihatmu dulu, kau menangis karena diejek teman-temanmu : "Siska bisu...Siska bisu!"

Susunan program kegiatan FOSKI



  1. Sie Dakwah

  • Khutbah Jum’ad setiap minggu ke-4

  • Kajian Alumni

Kajian yang di isi oleh alumni FOSKI

  • Sholat Dhuha

Memimpin jalannya sholat dhuha setiap pagi

  • Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

Kegiatan yang di adakan setiap satu tahun sekali. Misalnya, hari Maulid Nabi Muhammad, Isra’ Mi’raj, Pondok Ramadhan, Silaturrahim Idzul Fitri, dsb.

  • Tadarus Al-Qur’an

Diadakan setiap Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa)



  1. Sie Kreativitas

    • Nasyid

Sebuah seni Islam di bidang Musik, sebagai media dakwah melalui alunan-alunan lagu.

    • Kaligrafi

    • Hadrah

    • FOSPEK (Forum Sillaturrahim dan Pengenalan Kampus)

Serangkaian acara yang di ulas setiap satu tahun sekali, guna menyambut siswa-siswi baru di awal tahun ajaran baru.

    • Majalah dinding

    • Rihlah

Diadakan setiap hari libur sekolah. Semacam kegiatan di ruang terbuka, misalnya, camping atau refresing di tempat-tempat wisata.

    • Sambut Ramadhan Ceria

Kegiatan kajian yang diadakan untuk menyambut bulan Ramadhan.





  1. Sie IPTEK

    • Perpustakaan

    • Study Club

Kegiatan belajar bersama. Di sini dibuka semacam pembelajaran yang efektif, sharing tentang pelajaran, dan juga belajar kelompok.

    • Kajian Trining

Diadakan setiap satu bulan sekali, pelatihan untuk melatih mental dan kemampuan konsentrasu berfikir kita

    • Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa)

Kegiatan bermalam di sekolah setiap dua minggu sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk membuna keimanan dan ketaqwaan kita.



  1. Sie Jasmani

    • Kegiatan Olah Raga Jasmani



  1. Sie Keputrian

    • Kajian Keputrian


Selasa, 25 Maret 2008

Jadilah Aktivis Muslimah Harapan Rosululloh

Menjadi wanita memang menyenangkan, apalagi wanita "Muslimah", sebab muslimah berarti wanita yang telah diseleksi oleh Allah untuk menerima hidayah-Nya dan menjalankan kehidupan sesuai dengan sunnah Rasul-Nya.

Rasulullah sebagai manusia pilihan Allah, sangat peduli terhadap muslimah. Beliau sangat menyayangi muslimah sehingga beliau berpesan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, "Tidaklah seorang muslim yang mempunyai anak dua orang perempuan kemudian ia berbuat baik dalam berhubungan dengan keduanya akan bisa memasukannya ke dalam surga."

Di masa beliau hidup kaum wanita merasakan angin segar dalam kehidupannya, setelah sebelumnya pada masa jahiliyah hidup teraniaya, tidak mendapatkan hak yang semestinya.

Kehidupan wanita muslimah saat itu boleh dikata beruntung dibandingkan dengan wanita sekarang pada umumnya. Karena muslimah relatif hidup dalam komunitas masyarakat yang memahami nilai Islam secara baik. Hidup mereka betul-betul tersanjung, karena mereka merasakan hidup sesuai fitrahnya.

Berbeda dengan situasi sekarang, ketika banyak wanita menuntut emansipasi, persamaan derajat. Boleh dikatakan kehidupan wanita sekarang berada ditengah komunitas masyarakat yang tidak memahami nilai-nilai Islam. Ini menyebabkan ketidaknyamanan dalam hidup mereka.

Sudah tentu wanita muslimah harus berupaya menghilangkan ketidaknyamanan tersebut. Caranya adalah dengan mulai mengaktifkan dirinya dalam pelaksanaan nilai-nilai Islam serta berupaya mengaktivisir wanita lain untuk beramal Islami.

Ustadz Faisal Maulawi, seorang Mufti Libanon, menyatakan, "Saatnya sekarang kondisi ummat sedang dalam keadaan bahaya, para wanita muslimah yang sholihah terjun untuk terlibat aktif dalam membentengi dan memperbaiki ummat."

Untuk menjadi muslimah yang disayang oleh Rasulullah SAW hendaknya diperhatikan empat hal berikut:

1. Faqihah Lidiiniha

Seorang muslimah hendaknya faqih (paham) terhadap din (agamanya). Selayaknya ia dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dalam arti pas tajwid dan makhorijul hurufnya. Kemudian dapat membaca hadits dan selalu pula menjadi bacaan hariannya, karena dengan itu ia memahami keinginan Rasulnya untuk kemudian berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW.

Setelah itu ia berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW. Ia juga harus berusaha memperkaya diri dan wawasannya melalui belajar kepada seorang guru yang jujur dalam menyampaikan ilmunya, dan berusaha banyak membaca buku agama lainnya seperti tentang aqidah, akhlaq, fiqh, siroh, fiqh da'wah, Tarikh Islam, sejarah dunia dan ilmu kontemporer lainnya. Contoh muslimah yang menguasai ilmu-ilmu ini adalah Aisyah RA.

2. Najihah fi Tarbiyyati Auladiha

Seorang aktifis muslimah yang telah berkeluarga hendaknya mengupayakan kesuksesan dalam mendidik anaknya, bahkan bagi bagi seorang aktivis yang belum berkeluargapun seharusnya mempelajari bagaimana cara mendidik anak dalam Islam, karena ilmu tersebut fardhu 'ain, sehingga mempelajarinya sama dengan mempelajari wudhu, sholat, shoum, dan yang lainnya. Sehingga ia tahu betul cara mendidik anak dalam Islam yang nantinya anak-anak tersebut akan ia persembahkan untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin. Insya Allah kelak ia akan menjadi Ibu yang sukses seperti Hajar dan Khadijah ra.

3. Muayyidah fi Da'wati Zaujiha

Sebagai aktifis amal Islami, kepedulian kita bukan hanya kepada masalah eksternal, mengupayakan pelaksanaan amal Islam terhadap orang lain, akan tetapi kepedulian terhadap aktifitas keluarga harus lebih diutamakan, misalnya memberikan motivasi amal Islami kepada anak, pembantu, juga suami.

Ia menjadi muslimah yang senantiasa menjadi motivator kebaikan suaminya, seperti Ummu Sulaim yang menikah dengan Abu Tholhah dengan mahar syahadat. Namun ketika Abu Tholhah wafat Rasulullah mensholatkannya sampai sembilan kali takbir, saking sayangnya Rasulullah kepada beliau karena tidak pernah absent dalam beramal dan berjihad bersama Rasul.

Hal ini ia lakukan karena selalu mendapat motivasi dari Ummu Sulaim, istrinya.

4. Naafi'ah Fi Tagyiiri Biiatiha

Ia selalu peduli terhadap lingkungannya, selalu membuka mata dan telinga untuk mengetahui kondisi lingkungannya, berusaha menjadi anashir tagyiir (unsure perubah) dalam lingkungannya, selalu mengupayakan lingkungannya menjadi lebih baik.

Contohnya Ummu Syuraik yang selalu mengelilingi pasar bila saat sholat tiba untuk mengingatkan penghuni pasar agar segera melaksanakan sholat dengan kalimatnya yang terkenal 'Assholah, Assholah!!!'
Nyalakanlah Api Cinta


Malam itu semua peserta pelatihan saya kumpulkan dan duduk melingkar dalam satu ruangan. Tanpa setitik pun penerangan dalam ruangan tersebut sehingga masing-masing peserta nyaris tak dapat melihat wajah peserta di sebelahnya. Dalam keadaan gelap seperti itu, tak banyak yang bisa dilakukan seseorang. Berjalan pun harus meraba-raba dengan langkah yang tersendat dan penuh hati-hati agar tak menabrak sesuatu atau terjerembab yang menyebabkan luka.

“Apa yang bisa Anda lakukan dengan keadaan seperti ini?,” saya membuka suara di keheningan malam yang terasa semakin pekat.

Beberapa peserta mencoba menjawab seadanya, meski sebagian mereka tak benar-benar tahu dari mana arah suara saya. Saya tak sedang mengajak peserta merasakan bagaimana rasanya tak memiliki penglihatan, juga tak sedang meminta mereka berempati kepada para tuna netra meski hal itu sangat penting untuk dilakukan.

Kemudian salah seorang peserta memecah kebekuan, “Apalah yang bisa saya lakukan tanpa cahaya, semuanya begitu sulit dan mencekam. Dalam keadaan seperti ini saya pasti membutuhkan bantuan orang lain.”v“Anda tak membutuhkan orang lain, yang Anda butuhkan adalah diri Anda sendiri,” tegas saya.

Meski tak dapat melihat dengan jelas raut wajah mereka, namun saya yakin sebagian besar mereka bertanya-tanya maksud pernyataan saya tadi. Ketika seseorang mengaku membutuhkan orang lain dalam kondisi yang pekat, justru saya katakan dia hanya membutuhkan dirinya sendiri.

Sedetik kemudian saya menyalakan sebatang lilin di tangan saya. Setitik cahaya berpendar di wajah saya, teramat kecil titik itu sehingga hanya mampu menerangi seperduapuluh dari ruangan tersebut. Sebelumnya saya juga membekali para peserta masing-masing sebatang lilin, namun saya tak menyertakan pemantik api kepada mereka.

“Yang harus Anda lakukan adalah menolong diri Anda sendiri. Api lilin ini melambangkan cinta dan saya akan membagi api cinta ini kepada Anda”

Saya dekatkan api lilin untuk menyalakan lilin di sebelah saya sambil mengatakan bahwa saya ingin memulai sebuah hubungan yang indah bersamanya dengan membagi cinta saya kepada Anda dan saya harap Anda mau menyalakan api cinta Anda. Saya pun meminta ia menggunakan lilin saya untuk menyalakan lilin rekan di sebelahnya dan seterusnya. Ketika terdapat dua lilin yang menyala di ruangan itu, tentu ruangan itu bertambah terang, terlebih ketika satu-persatu dari semua lilin yang dimiliki peserta menyala. Adakah lagi kegelapan di ruang itu?

“Saat saya membagikan api lilin kepada masing-masing Anda, apakah api di lilin saya semakin kecil? Dengan memberikan cinta saya kepada semua orang yang ada di ruangan ini apakah kadar cinta saya semakin berkurang? Saat masing-masing Anda mendapatkan api cinta dari saya, apakah Anda mendapatkan api cinta yang lebih sedikit? Tentu saja tidak, Anda saksikan bahwa nyala api lilin kita sama besarnya.”

“Setelah semua lilin dinyalakan, Anda bisa melihat bahwa cahaya di ruangan ini jauh lebih terang dibanding ketika hanya lilin saya yang menyala”

Lalu saya pun mengajukan pertanyaan, “Apakah masing-masing kita mempunyai cukup api cinta untuk dibagikan kepada orang-orang di sekitar kita? Adakah yang khawatir api cinta Anda seketika mati saat Anda membaginya kepada orang lain?

Saya menutup sessi pelatihan itu dengan wajah tersenyum saat melihat wajah-wajah penuh cinta berpendar cahaya lilin. Indah nian jika semua cinta dapat dibagi, karena di luar sana teramat banyak sahabat yang membutuhkan cinta kita. Wallaahu ‘a’lam

dan kau lilin-lilin kecil, sanggupkah kau memberi seberkas cahaya… (James F Sundah)

Allah Mengajarkan Cinta


Pernahkah hatimu merasakan kekuatan mencintai
Kamu tersenyum meski hatimu terluka karena yakin ia milikmu,
Kamu menangis kala bahagia bersama karena yakin ia cintamu
Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka
Dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta

Pernahkah cinta memerahkan hati membutakan mata
Kepekatannya menutup mata hatimu memabukkanmu sesaat di nirwana
Dan kau tak bisa beralih dipeluk merdunya nyanyian bahagia semu
Padahal sesungguhnya hanya kehampaan yang mengisi sisi gelap hatimu
Itulah cinta karena manusia yang dibutakan nafsunya

Cinta adalah pesan agung Allah pada umat manusia
DitulisNya ketika mencipta makhluk-makhlukNYA di atas Arsy
Cinta dengan ketulusan hati mengalahkan amarah
Menuju kepatuhan pengabdian kepada Allah dan Rasulnya
Dan saat pena cinta Allah mewarnai melukis hatimu,
satu jam bersama serasa satu menit saja

Ketika engkau memiliki cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi lentera hati menerangi jalan menuju Illahi
Membawa ketundukan tulus pengabdian kepada Allah dan RasulNya
Namun saat cinta di hatimu dikendalikan dorongan nafsu manusia
Alirannya memekatkan darahmu membutakan mata hati dari kebenaran

Saat kamu merasakan agungnya cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi pembuktian pengabdian cinta tulusmu
Memelukmu dalam ibadah menuju samudra kekal kehidupan tanpa batas
Menjadi media amaliyah dan ketundukan tulus pengabdian kepada Allah
Itulah cinta yang melukis hati mewarnai kebahagiaan hakiki

Agungnya kepatuhan cinta Allah bisa ditemukan dikehidupan alam semesta
Seperti thawafnya gugusan bintang, bulan, bumi dan matahari pada sumbunya
Tak sedetikpun bergeser dari porosnya, keharmonisan berujung pada keabadian
Keharmonisan pada keabadian melalui kekasih yang mencintai
Karena Allah adalah kekasih Zat yang abadi

Cintailah kekasihmu setulusnya maka Allah akan mencintaimu
Karena Allah mengajarkan cinta tulus dan agung
Cinta yang mengalahkan Amarah menebarkan keharmonisan
Seperti ikhlas dan tulusnya cinta Rasul mengabdi pada Illahi
Itulah cinta tertinggi menuju kebahagiaan hakiki

Air Mata Rasulullah SAW



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Batas-batas Kebolehan Bersolek



Apa yang dimaksud dengan bersolek dalam firman-Nya SWT, "Dan jangan1ah kamu berhias seperti orang-orang Jahiliyah dahulu " (QS. al-Ahzab: 33) dan apa maksud dari hadis Nabi saw, "Pada umatku yang terakhir akan terdapat perempuan-perempuan yang berpakaian namun [hakikatnya] mereka telanjang, mereka menyimpang [dari kebenaran] dan tidak berpendirian seperti onta-onta gemuk yang tak berguna (kaasminati al-bukhti al-ijaf), laknatlah mereka karena mereka memang terlaknat."

Ayat tersebut ingin menegaskan tentang pelarangan bersolek, yaitu keluarnya wanita dengan menampakkan perhiasannya yang mencolok, baik dengan memakai kosmetik maupun membuka wajahnya (tidak berjilbab), atau dengan memakai pakaian yang seksi di mana kewanitaannya bergerak di luar lingkungan kaum wanita, yang berakibat secara langsung atau tidak langsung kepada adanya ketertarikan dari lawan jenis seperti yang disebutkan dalam ayat yang lain, "Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (QS. al-Ahzab: 32)

Sesungguhnya Al-Qur'an al-Karim tidak menginginkan wanita keluar rumah dengan gaya yang memancing keadaan "berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " Atau, gaya bicaranya mengundang hasrat seksual itu.

Dan barangkali maksud dari perempuan-perempuan yang berpakaian namun mereka telanjang adalah wanita-wanita yang memakai pakaian, tetapi perilaku mereka di tengah-tengah masyarakat persis seperti perilaku wanita yang telanjang, sebab ia menelanjangkan keadaannya untuk menarik lawan jenis, dan ia menelanjangkan sisi feminisme di dalamnya, di mana sama saja baginya baik ia memakai pakaian atau tidak.

Kapan wanita berhak untuk berhias? Dan apa batas-batas yang diletakkan dalam hal itu? Dan apakah berhak baginya dalam keadaan seperti ini untuk bersolek dengan pakaian popularitas? Mengapa?

Wanita berhak untuk memasang semua perhiasannya di kalangan sesama wanita, sampai pada batas tidak menjadi faktor adanya daya tarik kalangan wanita sendiri kepadanya, yang boleh jadi akan mendorong penyimpangan seksual sesama wanita (lesbian- pent.). Dan wanita dapat menikmati sifat femininnya sampai pada puncaknya bersama suaminya, karena tidak ada hal yang diharamkan antara suami dan istri pada tingkat ini.

Adapun ketika ia berada (berkumpul) bersama kaum pria, maka ia harus berusaha untuk tampil sebagai manusia, dimana pria tidak merasakan aroma femininnya yang menarik nalurinya. Atas dasar itu, wanita dapat keluar rumah dengan memakai pakaian yang syar'i yang menunjukkan keseimbangan dan nilai-nilai kemanusiaan, yang menjadikan orang lain melihat kepadanya dengan penglihatan manusia kepada manusia yang lain.

Sedangkan berkaitan dengan pakaian popularitas, maka itu adalah masalah yang menyangkut penjagaan syariat (tahaffuzh syar'i) bagi laki-laki dan perempuan.

Mengenai perhiasan, apa yang dihalalkan dan diharamkan darinya? Apakah Allah mengharamkan minyak wangi?

Allah tidak mengharamkan minyak wangi kecuali jika mempunyai penetrasi yang kuat, sekiranya membentuk unsur seksual bagi lawan jenis, dan tidak mengharamkan perhiasan biasa, misalnya, cincin yang dipakai wanita di tangannya ketika ia keluar rumah. Tetapi, wanita tidak boleh menampakkan perhiasannya seperti kalung dan lain-lainnya, serta semua hal yang memiliki pengaruh negatif atas keseimbangan fitrah.

Apa pendapat Islam tentang usaha mempercantik diri melalui pembedahan dan penggunaan pigmen (zat warna) yang jelas dan yang tidak jelas?

Tidak ada larangan bagi wanita untuk melakukan operasi kecantikan jika ia menemukan sebagian keburukan rupa (cacat) di tubuhnya. Tapi, hendaklah ia memperhatikan aturan-aturan syariat berkaitan dengan dokter laki-laki dan dokter perempuan.

Bagaimana Busana yang Islami?



Apakah hijab (jilbab) merupakan busana yang mutlak atau yang relatif ditentukan oleh tradisi ( 'urf)?

Hijab dalam syariat mempunyai aturan-aturan tertentu yang tidak diabaikan oleh tradisi ( 'urf) .Yaitu, hendaklah wanita menyembunyikan (menutupi) tubuhnya selain wajahnya dan kedua telapak tangannya, dan ia tidak boleh keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dengan gaya berdandan seperti orang-orang Jahiliyah dahulu. Adapun mengenai bagaimana bentuk hijab, dan bagaimana pakaian yang harus dipakainya, maka hal ini kembali kepada 'urf (tradisi) dan kembali kepada wanita sendiri.

Karena itu, busana syar'i (islami) merupakan gaya pakaian yang biasa digunakan di pelbagai negara. Misalnya, orang-orang Arab menggunakan jubah (al-'ihaah), sedangkan orang-orang Parsi (Iran) dan selain mereka memakai cadar panjang yang menutupi kepala sampai kaki (syadur), dan barangkali sebagian mereka menggunakan gaya pakaian syar'i. Semua masalah ini terserah kepada tradisi-tradisi yang dikenal tentang .pemakaian hijab di pelbagai negara Islam.

Apakah menurut Anda terdapat busana hijab yang diutamakan?

Pada hakikatnya kami tidak menemukan busana yang diutamakan, tetapi 'ibaah boleh jadi paling tepat sebagai penutup, karena syadur terkadang menyusahkan wanita dan memerlukan kehati-hatian penuh, yang demikian ini akan menghambat kebebasan bergerak.

Apakah busana yang menampakkan feminin wanita secara seimbang dibenarkan oleh Islam?

Pertanyaan ini sepertinya tidak dapat dijawab, karena masalah yang digelindingkan di dalamnya kabur dan tidak jelas. Apa yang membedakan keseimbangan dengan yang lainnya dalam bidang ini? Sesungguhnya keseimbangan itu relatif dalam pandangan manusia, apa yang dilihat seseorang sebagai sesuatu yang seimbang, boleh jadi akan dilihat orang lain sebagai hal yang keluar dari batas keseimbangan. Ketika kita mempelajari Al-Qur'an berkaitan dengan hal ini, maka kita akan menemukan tiga masalah: masalah perhiasan, masalah berdandan, dan masalah "akan berhasrat orang yang di dalam hatinya ada penyakit". (QS. al-Ahzab: 32)

Ketika pakaian wanita melampaui tiga masalah tersebut, dengan pengertian bahwa ia tidak berupa obyek perhiasan, dan tidak berupa dandanan yang mencolok, serta tidak merangsang syahwat, maka dalam keadaan seperti itu dapatkan dikatakan bahwa hijab (pakaian wanita) itu sesuai dengan ketentuan syariat.

Bagaimana pendapat Islam dengan hijab yang populer dewasa ini?

Boleh jadi ia adalah bentuk dandanan yang dilarang, karena secara material ia memang hijab, tetapi secara maknawi ia bukan hijab.

Apakah Islam mengharamkan pakaian yang sangat halus?

Itu tidak diharamkan, tetapi penggunaan pakaian semacam itu boleh jadi tergolong berlebih-lebihan (israj) dan terlalu mewah.

Apa yang dimaksud dengan pakaian populer (syiyab as- syuhrah)?

Yang dimaksud dengan pakaian populer biasanya adalah pakaian pria yang digunakan oleh wanita, dan sebaliknya. Atau pakaian yang tidak umum, yang menimbulkan banyak perhatian, dan seterusnya.

Mengapa Allah SWT melarang menyerupai pakaian kaum kafir pada setiap zaman?

Islam menginginkan agar manusia pada umumnya menggunakan pakaiannya yang alami, baik yang berhubungan dengan pakaian kaum pria atau pun yang berhubungan dengan pakaian kaum hawa. Dan hendaklah laki-laki tidak berpakaian dengan pakaian perempuan, dan sebaliknya. Demikian juga sehubungan dengan pakaian orang-orang kafir yang merupakan ekspresi dari identitas khusus mereka, karena Islam secara garis besar menginginkan agar kaum Muslim memiliki ciri khas tersendiri melalui pakaian mereka yang membedakan mereka dari kalangan lain (non- Muslim -pent.) .Itu tidak berarti bahwa mereka harus menolak pakaian orang-orang lain. Apabila pakaian orang-orang lain bersifat umum, maka tidak ada masalah untuk menggunakannya. Adapun bila seorang Muslim memakai pakaian orang kafir yang menggambarkan ciri khas si kafir dan ciri khas jati dirinya, maka hal ini tidak dapat dibenarkan.

Badge dan Logo

Keterangan:

  1. FOSKI, merupakan nama dari organisasi, kependekan dari Forum Studi dan Kreatifitas Islam.
  2. Gambar buku, ciri salah satu motto kami yakni Belajar. Di organisasi ini bukan hanya berisikan tentang pengajian, namun Islam juga menyerukan untuk tetap mencari ilmu meski hingga ke ujung dunia.
  3. Cahaya dan SKI, cahaya merupakan logo dari Berfikir juga merupakan salah satu motto kami. Bahwa Islam selalu bercahaya terang kapanpun, dimanapun dan disetiap waktu. SKI, adalah Sie Kerohanian Islam, merupakan organisasi yang ada di setiap sekolah.
  4. Tasbih, juga merupakan salah satu symbol dari motto kami, yakni Berdzikir. Islam mengajarkan kepada setiap insan di dunia untuk senantiasa berdzikir dimanapun kita berada agar selalu ingat kepada Alloh SWT.
  5. Tangan, kita sebagai pemuda penerus agama, generasi muslim yang tertopang di tangan kita, kitalah yang memegang kekuatan penuh sebagai pemuda Islam.
  6. Jangkar, merupakan symbol bahwa organisasi ini bernaung di masjid At-Taqwa SMKN Perkapalan Sidoarjo.
  7. Simpul tali, bahwa umat manusia hidup bersama untuk saling membantu, dan senantiasa menjaga persaudaraan, dan kebersamaan.
  8. Warna bendera merah putih, bendera Negara Indonesia.
  9. Nama sekolah, SMKN Perkapalan.
  10. Nama Kabupaten, Sidoarjo.
  11. Warna hijau muda, merupakan symbol dari warna yang natural yang mana menggambarkan sosok warna kesejukan hati dari remaja Muslim se-Dunia.
  12. Warna hitam, bahwa sisi gelap dari seorang muslim haruslah di tempatkan di tempat yang paling kecil dari pikiran, hati dan jiwa kita, bahkan harusnya jangan sampai timbul dalam diri kita.

Jumat, 21 Maret 2008

Mukadimah


"Sedalam-dalamnya cinta antara engkau dan dia, sesungguhnya tiada yang dapat mengalahkan Cinta-Nya. Yang begitu indah, besar, suci, putih, dan memberi segala nikmat. Termasuk nikmat fikiran ini untuk dapat menuliskan, menginspirasikan, memikirkan setiap kata-kata yang begitu banyak mengandung arti dan makna. Sejenak aku berfikir, merangkai kata. Mencoba untuk yang terindah."
Seindah itu....

Senyuman indah terbentuk dalam setiap angan
yang memberi keindahan dalam setiap angan
Seindah itu Alloh menciptakan senyuman indah itu
dan tiada tara memberi kesejukan dalam setiap hariku


Tetaplah ingat akan apa yang di berikan Alloh kepada setiap hambanya
Senyuman sahabat yang begitu indah
Senyuman sahabat yang meluluhkan jiwa
Senyuman sahabat yang menenyegarkan dahaga


Seindah itu.................
Senyuman yang di berikan kepada setiap umat manusia
untuk saling mengenal sesama
membentuk sillaturrahmi diantara kita


Dan Alloh menjaga setiap...
Senyuman yang terukir dari mulut kita
untuk sahabat

Keagungan Illahi

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,

Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa
SENDIRI ITU...

seketika diri ini menjadi sunyi...
Hidup ini serasa sendiri...

malam dingin kini yang menyalimuti...
memberikan arti hidup yang begitu redup...

meski sekalipun banyak di antara kita merasakan bahagia...
namun selalu diri ini yang selalu merasakan sendiri...

sendiri itu...
hanya membuat kita semakin sendirian...

jangan sekali-kali menjauh dari mereka...
yang akan menjadi teman untuk hidupmu...

sendiri itu...
menyedihkan...
Suatu Hal...

Kumenatap langit malam
Begitu terang penuh kerlip bintang
Memberi secarik Cinta yang menusuk jiwa

Inginku terbang kelangit kelam
Untuk menggapai bintang yang penuh dengan harapan

Seputih cinta yang tak terkalahkan
oleh gelap dan redupnya jiwa yang kelam

Wajahmu

Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya

Kau pelanai kudamu

Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit

Pernahkah kukecewakan dirimu ?
Mungkin kau tengah marah
Tetapi ingatlah malam-malam
yang penuh percakapan,
karya-karya bagus,
melati-melati kuning di pinggir laut

Krinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
Syam-i Tabriz,
Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama

Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
tapi tiada semacam ini

Sang inti penuntun pada cinta
Jiwa membantu sumber ilham

Pegang erat sakit istimewamu ini
Ia juga bisa membawamu pada Tuhan

Tugasku adalah membawa cinta ini
sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,
untuk pergi kemanapun kaumelangkah
dan menatap lumpur-lumpur
yang terinjak olehmu

muram cahaya mentari,
pucat dingding ini

Cinta menjauh
Cahayanya berubah

Ternyata ku perlu keanggunan
lebih dari yang kupikirkan

bayang-bayang Nabi

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan para pemimpin ?
"Membela yang lemah dan membantu yang miskin" jawab Nabi.

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan ulama ?
Memberi contoh yang baik dan mendukung pemimpin
YAng membela orang - arang lemah" jawabnya

Ya Rasulullah ... apa yang harus dilakukan orang-orang lemah dan miskin ?
"Bersabarlah, dan tetplah bersabar
Jangan kau lihat pemimpinmu yang suka harta
Jangan kau ikuti ulamamu yang mendekati mereka
Jangan kau temani orang-orang yang menjilat mereka
Jangan kau lepaskan pandanganmu dari para pemimpin dan ulama yang hidupnya juhud dari harta"

Ya RAsulullah... Pemimpin seperti itu sudah tidak ada
Ulama seperti itu sudah menghilang entah kemana
Yang tersisa adalah pemimpin serakah
Yang tertinggal adalah ulama-ulama yang tama'
Banyak rakyat yang mengikuti keserakahan mereka
Ummat banyak yang meneladani ketamakan mereka !
Apa yang harus aku lakukan, Ya... RAsulullah !
Siapa yang harus aku angkat jadi pemimpin ?
Siapa yang harus aku ikuti fatwa-fatwanya ?
Siapa yang harus aku jadikan teman setia ?

"Wahai ummatku...
Tinggalkan mereka semua
Dunia tidak akan bertambah baik sebab mereka
Bertemanlah dengan anak dan istrimu saja
Karena Allah menganjurkan, "Wa 'asiruhunna bil ma'ruf"
Ikutilah fatwa hatimu
Karena hadits mengatakan, "Istafti qalbaka, wa in aftaukan nas waftauka waftauka"
Dan angkatlah dirimu menjadi pemimpin
Bukankah, "Kullulkum Ra'in, ea kullukum masulun 'an ra'iyyatihi ?"

Sedikit Tentang FOSKI


Assalamu'alaikum wr. wb.

FOSKI merupakan salah satu organisasi di SMKN 3 Buduran yang berjalan di bidang keagamaan, keimanan dan ketaqwaan ISLAM, yang mana insya Alloh akan mencetak generasi muda khususnya siswa SMKN 3 Buduran, untuk menjadi tenaga terampil yang tangguh serta mampu melaksanakan ISLAM secara kaffah. Organisasi yang awalnya bernama Forum Remaja Masjid yang kemudian pada tahun 1996 menjadi Forum Studi dan Kreatifitas Islam (FOSKI) yang tidak lain bernaung di Masjid At-Taqwa SMKN 3 Buduran (PERKAPALAN) Sidoarjo.

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara kaffah, janganlah kamu turut langkah-langkah syetan, karena dia adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah:208)


Visi
Sebagai wadah siswa untuk bersama dengan sekolah membentuk siswa yang berkualitas iman dan taqwa.


Misi
  1. Mengadakan kegiatan Keagamaan dalam rangka peringatan hari besar ISLAM
  2. Melakukan pembinaan berkelanjutan untuk menghasilkan siswa yang berkualitas iman dan taqwa yang baik


Motto
Belajar, Berfikir, Berdzikir


Apa Yang Menghalangimu Untuk Belum Berhijab Wahai Saudariku


Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

Seperti firman Allah SWT: "Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”.(QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat."(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33))

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: “Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(HR. Muslim, hadits no. 2128).

Dimasa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

1. Belum mantap
Bila ukhti/saudari berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila perintah itu dari Allah SWT tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, karena bisa menyeret manusia pada bahaya besar yaitu keluar dari agama Allah SWT sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut.

Allah SWT berfirman Allah: "Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

2. Iman itu letaknya di hati bukan dalam penampilan luar
Para ukhti/saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.”(HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).

Tampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dibelokkan pada kebathilan. Memang benar Iman itu letaknya dihati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Surga. Karena definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah: "keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan". Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: "Orang yg beriman dan beramal shalih....". Karena amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Allah belum memberiku hidayah
Ukhti/saudari yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Karena bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut. Seperti firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra'd: 11).

Karena itu wahai uhkti/saudari, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya Anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah SWT. Diatara usaha itu adalah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majelis dzikir dan ceramah agama dan lainnya.

4.Takut tidak laku nikah
Syubhat ini dibisikkan oleh setan dalam jiwa karena perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal; yaitu karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yg berpegang teguh dengan agama,(jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu". (HR. Al Bukhari, kitaabun nikah,9/115).

5. Ia masih belum Dewasa
Sesungguhnya para wali, baik ayah atau ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dihadapan Allah SWT pada hari Kiamat. Karena menurut syariat ketika seorang gadis mendapatkan Haidh, seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

6. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab
Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus didahulukan daripada keta’atan kepada mahluk siapa pun dia. Seperti dalam hadits shahih disebutkan:

"sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan."(HR. Al Bukhari dan Muslim). Dan sabda Rasul dalam hadist lainnya: "Dan tidak boleh ta'at kepada mahluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq." (HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).

Maka dari itu wahai ukhti yang belum berhijab, semoga tulisan ini mejadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yg tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap akhwat yang belum menta’ati perintah berhijab, kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah SWT.

(Dikutip dari buku terjemahan yg berjudul asli Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Maani'u Minal Hijab? oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly).

Wallahu A’lam.

ada apa dengan CINTA

Ada Apa Dengan Cinta


Suatu hari, tiga tahun yang lalu, saya sedang bete berat. Entah mengapa, dunia terasa sempit, sumpek dan menyebalkan. Padahal banyak pekerjaan yang mestinya saya selesaikan. Laporan praktikum yang bertumpuk, makalah-makalah serta seabrek PR dari banyak organisasi yang kebetulan saya ikuti. Dalam perjalanan pulang menuju kost, mata saya tiba-tiba tertumbuk pada sebuah wartel. Tanpa tahu mau menelepon siapa dan untuk apa menelepon, saya dengan linglung memasuki salah satu kabin. Sebuah nomor tiba-tiba terpencet otomatis. 8411063! “Assalamu’alaikum…” sebuah suara yang mendadak terasa merdu terdengar.

Seperti ada suntikan kesegaran yang luar biasa, mendadak semangat saya bangkit. Percakapan yang mengalir begitu saja telah mengubah dunia yang tadinya abu-abu menjadi penuh warna. Pemilik suara itu adalah seorang sahabat yang sangat dekat dengan saya. Meskipun jarang bertemu, kami yakin, ada cinta yang menginspirasikan berbagai ide mulai dari yang sederhana sampai briliyan. Cinta itu yang kami yakini menjadi pemotivator dari setiap langkah yang kian hari kian berat.

Ah, Cinta…
Saya selalu terpana dengan cinta. Membuat pikiran ini dengan susah payah membayangkan seorang Abu Bakar yang tiba-tiba berlari kesana kemari, kadang ke depan, ke samping, lantas tiba-tiba ke belakang rasulullah. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah. Di belakang, orang-orang kafir Quraisy mengejar, bermaksud membunuh Muhammad SAW. Tentu saja sang nabi terheran-heran. Beliau pun bertanya dan dijawab oleh Abu Bakar, bahwa ketika ia melihat musuh ada di belakang, maka Abu Bakar berlari ke belakang. Jika musuh di depan, Abu Bakar lari ke depan, dan seterusnya. Abu Bakar siap menjadi tameng buat rasulullah. Agar jika ada musuh menyerang, ia lah yang lebih dulu menerimanya.

Itulah cinta. Sama seperti ketika mereka akhirnya kecapekan dan menemukan sebuah gua. Abu Bakar melarang Rasul masuk sebelum ia membersihkan terlebih dulu. Saat membersihkan, Abu Bakar melihat 3 buah lubang. Satu lubang ia tutup dengan sobekan kain bajunya, lalu yang dua ia tutup dengan ibu jari kakinya. Rasul pun tidur di pangkuan Abu Bakar. Pada saat itulah, Abu Bakar merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia digigit ular. Namun ia tidak mau membangunkan Rasul dan terus menahan sakit hingga air matanya menetes. Tetesan itu menimpa rasul dan terbangunlah beliau. Berkat mukzizat Rasul, sakit itu pun berhasil disembuhkan. (Sumber, ‘Berkas-berkas Cahaya Kenabian’, Ahmad Muhammad Assyaf).

Ada apa dengan cinta? Kalau Mbak Izzatul Jannah (salah seorang teman dekat juga) menjawab, “ada energi disana”. Saya sepakat dengan pendapat itu. Bukan karena beliau adalah teman dekat, tetapi karena saya telah merasakannya. Dan saya ingin berbagai cahaya dengan kalian.

Cinta Positif vs Cinta Negatif

Jujur, saya mungkin kurang ngeh jika bicara masalah cinta, karena saya belum menikah. (He…he, mohon doanya ya…). Saya pun alhamdulillah belum sempat pacaran, karena Allah keburu ‘menyesatkan’ saya dari jalan kemaksiatan menuju jalan yang terang benderang, jalan yang kita yakini bersama kebenaran dan keindahannya. Namun justru itulah, saya lantas menikmati cinta yang sejati. Lewat para sahabat yang mengantarkan diri ini semakin hari semakin berkarat (maksudnya kadar karatnya makin tinggi, seperti logam mulia itu lho…) alias semakin baik. Serta tidak ketinggalan, cinta kepada sang pemberi kehidupan alias cinta hakiki yang tertinggi.

Seorang sahabat pernah bernasyid di depan saya, menukil sebuah nasyid yang dipopulerkan oleh SNADA.

Ingin kukatakan, arti cinta kepada dirimu dinda
Agar kau mengerti, arti sesungguhnya
Tak akan terlena dan terbawa, alunan bunga asmara
Yang kan membuat dirimu sengsara

Cinta suci luar biasa, rahmat sang pencipta
Kepada semua hamba-hambanya

Jangan pernah kau berpaling dari cinta
Cinta dari sang maha pencipta
Kau pasti tergoda…

Nyanyian itu membuat saya merenung panjang lebar. Yups, ketemu deh. Ada cinta positif, ada juga cinta negatif. Jika cinta adalah energi, maka akan muncul pula energi positif dan energi negatif.

Adanya energi membuat semua terasa ringan. Dengan energi, gampang saja si Edo misalnya, menghajar serombongan preman yang mengusili pacarnya, Dewi. Konon cinta bisa membuat si penakut menjadi pemberani. Dengan energi pula puasa ramadhan terasa begitu indah, meskipun sebulan penuh kita diperintahkan untuk tidak makan dan minum dari terbit hingga terbenam matahari.

Kendali, itu kuncinya

Energi itu akan di dihasilkan oleh reaktor hati, pembedanya adalah faktor pengendali. PLTN adalah sebuah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali, sehingga energi yang dilepaskan dapat menjadi komponen yang berfungsi untuk manusia. Itu energi positif.

Jika reaksi nuklir tidak terkendali, bayangkanlah ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan ratusan ribu manusia dan menimbulkan kerugian yang luar biasa. Itu energi negatif.

Karena reaktor tersebut adalah hati, maka semua manusia pasti memilikinya. Positif atau negatif tergantung pada pengendalian manusia tersebut terhadap hati yang dimiliki. Seperti sabda rasulullah SAW :

“Inna fii jasadi mudhghotan Idza sholuhat sholuhal jasadu kulluhu. Waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu.”

Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Ingatlah bahwa ia adalah hati. (HR Bukhari Muslim).

Cinta Negatif, Apaan tuh?!

Adalah cinta yang dialirkan dari energi tak terkendali. Ini nich, cinta yang merusak. Terlahir dari syubhat dah syahwat. Ngakunya moderat, padahal kuno berat. Bagaimana tidak kuno, cinta yang lahir dari syahwat mulai ada sejak jaman bauhela, bagaimana mungkin orang yang tidak pacaran disebut sebagai ‘ketinggalan jaman?’

Cinta negatif kini telah membanjiri pasaran, menebar kemadhorotan. Remaja gelagapan dan tidak tahu jalan, akhirnya ikut-ikutan. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh… mendadak jadi tren. Secara normatif, semua perempuan tidak mau melihat lelaki yang dicintai ngabuburit dengan perempuan lain. Namun anehnya, ia malah berdandan seseksi mungkin agar lelaki lain tertarik padanya.

Mana bisa kesetiaan dipertahankan jika syahwat dikedepankan?

Mau tahu korban dari cinta negatif? Kerusakan moral. Yap! Survey di Yogyakarta menyebutkan 97,05% mahasiswa di Yogya tidak perawan, Survey itu dilakukan kepada 1660 responden dan hanya 3 orang yang mengaku belum melakukan aktivitas seks termasuk masturbasi! Astaghfirullah. Terlepas dari pro dan kontra tentang kashahihan hasil survey itu, jelas… data yang tercatat menunjukan sebuah ketakutan yang luar biasa bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Yogya.

Cinta negatif telah menjelma menjadi teroris! Bukan hanya cinta yang mengeksploitasi seks, juga cinta kepada tahta dan harta yang membuat manusia berubah menjadi serigala yang sanggup tertawa-tawa ketika mengunyah bangkai rekan sendiri.

Menggapai Cinta Positif

Cinta positif adalah cinta yang frame-nya adalah cinta karena Allah. Cinta kepada Allah sebagai cinta yang hakiki, sedang cinta kepada selain Allah dilaksanakan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jika diatas disebutkan bahwa kata kuncinya adalah ‘kendali hati’, maka jelas, untuk menggapai cinta positif, hati harus pertama kali ditundukan. Jika hati telah ditundukkan maka akan bisa kita kendalikan. Jika hati terkendali, yakin deh, seluruh jasad dan akal kita pun mampu selaras dengan sang panglimanya tersebut.

Bahasa Pena?

Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.

Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.

7 ciri orang ' sok tau '

7 Ciri 'Sok Tahu'


'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis

Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.

Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain

Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat

Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.

Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.